BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manajemen
merupakan suatu yang universal di dalam dunia industrimodern. Tiap organisasi
memerlukan pengambilan keputusan, pengkordinasian aktifitas, penanganan
manusia, evaluasi prestasi yang terarah kepada sasaran kelompok manusia. Banyak
aktifitas manajerial yang masing-masing memiliki cara pendekatan sendiri pada
tipe-tipe problem khusus dan didiskusikan dengan judul seperti manajemen
peternakan, manajemen sistem jasa, manajemen
industry, dan lain sebagainya. Semuanya mempunyai satu elemen yang umum, yaitu
ilmu manajemen.
Istilah
manajemen dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belumada keseragaman. Berbagai
istilah yang dipergunakan seperti : ketatalaksanaan, manajemen, manajemen
pengurusan, dan lain sebagainya. Untuk menghindari penafsiran yang
berbeda-beda, dalam makalah digunakan istilah aslinya yaitu manajemen. Bila
kita mempelajari literature manajemen, maka akan nampak bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian, yaitu :
·
Manajemen sebagai suatu
proses
·
Manajemen sebagai
kolektifitas orang-orang yang melakukanaktifitas manajemen
·
Manajemen sebagai suatu
seni
Menurut
Koontz and Donnel (1972) ” management is getting thing done
through the efforts of other people” (manajemen adalah terlaksananya pekerjaan
melalui orang-orang lain).
George R. Terry (2000) mengatakan bahwa
manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan
menggunakan kegiatan orang lain. Manajemen memiliki beberapa komponen
diataranya unsur manajemen dan fungsi manajemen. Unsur manajemen adalah men,
money,materials, methods, dan
market yang merupakan sumber daya.
Dalam makalah ini kami
akan membahas pengarahan manajemen yang meliputi directing, actuating, leading,
teori dan konsep leading, serta gaya
manajemen dan kepemimpinan.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan dari makalah ini meliputi :
a)
Fungsi pengarahan
b) Pengertian
directing, actuating, leading, teori dan konsep leading, serta daya manajemen
dan kepemimpinan.
c)
Teori-teori directing,
actuating, leading, teori dan konsep leading, serta daya manajemen dan
kepemimpinan menurut para ahli.
BAB II
DEFINISI DAN KERANGKA
TEORI
2.1 Pengarahan
Pengarahan
(Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya
dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan
pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan.
Menurut
menurut KAMUS KOMPETISI "Pengarahan
adalah keinginan untuk membuat orang lainuntuk mengikuti keinginannya.".
Sedangkan menurut DASAR-DASAR MENEJEMEN "Pengarahan adalah suatu fungsi
kepemimpinan manajer untuk meningkatkan kualitas."
Menurut
Saure Dan Dislainer dalam Wanadiana
(2010),
Pengarahan
merupakan petunjuk untuk melaksanakan sesuatu,atau perintah resmi seseorang
pimpinan kepada bawahannya berupa petunjuk untuk melaksanakan sesuatu.
2.2 Directing
Menurut
George R Terry, Directing adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Directing dapat
dikatakan sebuah proses dimana para manajer membimbing dan mengawasi kinerja
para pekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Mengarahkan dikatakan
sebagai jantung dari proses manajemen. Perencanaan, pengorganisasian, staf yang
sudah didapat tidak akan penting apabila tidak ada yang mengawasi dan
membimbing.
Tindakan pengarahan di
mulai dari saat melakukan kegiatan, pengarahan ini dirancang agar pekerja
bekerja secara efektif, efisien supaya dapat mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Mengarahkan adalah fungsi membimbing,
menginspirasi, mengawasi, supaya tujuan tercapai.
2.3 Actuating
Dari
seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi
manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian
lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan
fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi
Dalam hal ini, George
R. Terry mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di
atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal
sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
2.4 Leading
Leading merupakan
fungsi manajemen yang berkenaan dengan bagaimana menggunakan pengaruh untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi. Leading dikemukan oleh
Louis A. Allen (1958).
Istilah leading dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh manajer yang
menyebabkan orang lain bertindak.
Leading adalah sebuah
program kepemimpinan yang lebih dari sekedar sebuah pelatihan, ini membutuhkan
konsultasi dengan pihak manajemen untuk menentukan praktek-praktek kepemimpinan
yang mendukung service philosophy organisasi.
Pelatihan Leading
memberikan kesempatan bagi peserta untuk menciptakan sebuah kerangka kerja
kepemimpinan yang dipusatkan pada kepuasan pelanggan dan semangat team. Hal ini
akan membantu team leader untuk memimpin dari depan dan mempunyai rasa memiliki
atas tugas dan fungsi mereka yang baru dalam kaitannya dengan tantangan masa
depan dan tujuan organisasi.
2.5 Teori dan Konsep Leading
Leading
dikemukan oleh Louis A. Allen. Istilah leading dirumuskan sebagai pekerjaan
yang dilakukan oleh manajer yang menyebabkan orang lain bertindak.
Konsep leading meliputi
5 macam kegiatan, yakni :
a)
Mengambil keputusan
b) Mengadakan
komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan,
c) Memberi
motivasi, semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak,
d) Memilih
orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
e)
Memperbaiki pengetahuan
dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2.6 Gaya
manajemen dan kepemimpinan
Pengertian Gaya Manajemen menurut
Mary Parker Follett adalah suatu seni untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang
diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaanpekerjaan itu
sendiri.
Pengertian Gaya Manajemen menurut
Edwin B. Flippo adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat
Pengertian Gaya Manajemen menurut
Marwansyah (2010:3), diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di
dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya
manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan
dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan hubungan industrial.
Pendapat dari T Hani
Handoko (1986) : Kepemimpinan
merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk memepengaruhi orang-orang
lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
Pendapat dari Soewarno
Handoyo Ningrat (1980:64) :
Kepemimpinan itu merupakan suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan
memberi perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain
dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengarahan
Pengarahan adalah fungsi managemen yang berhubungan dengan
kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif
secara efisien, agar terwujudnya tujuan dari perusahaan, karyawan bahkan
masyarakat.
Pengarahan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pimpinan untuk menggerakan, membimbing, mengatur segala kegiatan
yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Pengarahan ini
dapat dilakukan secara persuasif atau bujukan dan instrufi, tergantung cara
mana yang paling baik.
3.2 Fungsi Pengarahan
Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun
canggihnya atau handalnya, baru dapat dilakukan jika karyawan ikut berperan
aktif melaksanakannya. Fungsi pengarahan ini adalah ibarat kunci stater mobil,
artinya mobil baru dapat berjalan jika kunci staternya telah melaksanakan
fungsinya. Demikian juga proses manajemen baru terlaksana setelah fungsi
pengarahan diterapkan.
3.2.1 Directing
Directing / commanding adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar
tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang telah di
tetapkan semula.
Directing / commanding bukan saja agar pegawai melaksanakan
atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi
mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada
realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Karakteristik dari Directing :
a)
Fungsi pervasif, pengarahan diperlukan dalam semua tingkatan
organisasi, setiap manajer memberikan bimbingan dan inspirasi kepada
bawahannya.
b) Kegiatan terus-menerus, pengarahan
adalah kegiatan yang berkesinambungan karena terjadi terus menerus sepanjang
kehidupan organisasi.
c) Faktor manusia, mengarahkan adalah
fungsi yang berhubungan dengan bawahan oleh karena itu hal ini berkaitan dengan
faktor manusia. faktor manusia sangat kompleks tidak dapat di prediksi perilaku
yang akan dilakukannya.
d) Kegiatan kreatif, fungsi pengarahan
membantu mengkonversi rencana menjadi kinerja.
e)
Fungsi eksekutif, fungsi pengarahan dilakukan oleh semua
manajer dan eksekutif di semua tingkat diseluruh kegiatan dalam organisasi,
bawahan menerima instruksi dari atasannya.
3.2.2 Actuating
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau
dengan kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah
actuating (pengarahan) adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama
dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planing)
dan usaha perorganisasian. Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha.
Actuating menurut para ahli
Menurut George R. Terry
Actuating
berarti merangsang anggota kelompok melaksanakan tugas dengan antusias dan
kemampuan yang baik. Tugas menggerakan dilakukan oleh seorang pemimpin.
Keith Davis
Merupakan
kemampuan membujuk orang-orang melakukan tugas –tugas yang telah ditetapkan
dengan penuh semangat.
Pemimpin yang efektif cenderung mempunyai hubungan dengan
bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri
menggunakan kelompok membuat keputusan. Keefektifan kepemimpinan menunjukkan
pencapaian tugas pada rata-rata kemajuan,keputusan kerja, moral kerja, dan
kontribusi wujud kerja. Prinsip utama dalam penggerakan adalah bahwa perilaku
dapatdiatur, dibentuk, atau diubah dengan sistem imbalan yang positif yang
dikendalikan dengan cermat.
George R. Terry
Merupakan
menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi
Atmosudirdjo
Merupakan
pengaktifan orang-orang sesuai dengan rencana dan pola organisas yang telah
ditetapkan.
Prof. Dr. Sondang S. Siagian, MPA
Penggerakan
(motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para
bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Fungsi Actuating
Menurut
Winanti (2006)
fungsi actuating antara lain:
a)
Mengembangkan rasa tanggung jawab
Mengembangkan sikap pada bawahan
untuk tidak menerima apabila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
b)
Pemberian komando
Memberi perintah, instruksi,
direktif, meminta laporan dan pertanggungjawaban, memberi teguran dan pujian.
c)
Mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas bawahan
langsung,
d)
Pemeliharaan moral dan disiplin
Mendidik serta memberi contoh kepada
bawahan tentang apa yang baik dan patut dilaksanakan, menjaga ketertiban,
kesopanan dan kerukunan.
e)
Komunikasi
Berbicara dengan bawahan, memberi
penjelasan dan penerangan, memberikan isyarat, meminta keterangan, memberikan
nota, mengadakan pertemuan, rapat briefing, pelajaran, wejangan dan sebagainya.
f)
Human Relation
Memperhatikan nasib bawahan sebagai
manusia dan selalu ada keseimbangan antara kepentingan pribadi pegawai,
mengembangkan kegembiraan dan semangat kerja yang sebaik-baiknya dan
kepentingan umum organisasi.
g)
Leadership
Menunjukkan dan membuat bawahan
merasa bahwa mereka dilindungi dan dibimbing, bahwa mereka mempunyai seorang
sumber pimpinan dan penerangan dalam menghadapi kesulitan dan masalah pekerjaan
maupun pribadi keluarga (inti penggerakan).
h)
Pengembangan eksekutif
Berusaha agar setiap bawahan dapat
mengambil keputusan sendiri yang tepat dalam melaksanakan pekerjaan/tugas
masing-masing, agar setiap bawahan terbuka dan atas prakarsa sendiri selalu
berusaha untuk menekan biaya, memperkuat disiplin, meningkatkan mutu kerja dan
sebagainya.
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating
antara lain:
a)
Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
b) Mendorong pertumbuhan dan
perkembangan manusia
c) Menanamkan pada manusia keinginan
untuk melebih
d) Menghargai hasil yang baik dan
sempurna
e) Mengusahakan adanya keadilan tanpa
pilih kasih
f) Memberikan kesempatan yang tepat dan
bantuan yang cukup
g)
Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Tindakan
penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
a)
Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan
sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik.
Tindakan ini juga disebut motivating.
b) Pemberian bimbingan melalui
contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini juga disebut koding yang
meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi
antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok dan
memperbaiki sikap, pengetahuan maupun ketrampilan staf.
c)
Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan
memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran
atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas
agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.
Teknik-Teknik Penggerakan/Actuating
yang Efektif
Menurut Azwar (1996) teknik-teknik penggerrakan yang efektif
antara lain:
a)
Memberikan penjelasan kepada setiap orang yang ada dalam
organisasi, mengenai tujuan yang harus dicapai.
b) Setiap orang harus menyadari,
memahami serta menerima dengan baik tujuan tersebut.
c) Pimpinan menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan.
d) Setiap orang harus mengerti struktur
organisasi.
e) Setiap orang harus menjalankan peranan apa yang diharapkan
oleh pimpinan organisasi dengan baik.
f) Menekankan pentingnya kerjasama
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
g) Memperlakukan setiap bawahan sebagai
manusia dengan penuh pengertian.
h) Memberikan penghargaan serta pujian
kepada pegawai yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang
kurang mempu bekerja.
i)
Meyakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam
organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.
3.2.3 Leading
Leading dikemukan oleh Louis A.
Allen. Istilah leading dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh manajer
yang menyebabkan orang lain bertindak.
Pekerjaan
leading meliputi 5 macam kegiatan, yakni :
a) Mengambil
keputusan
b) Mengadakan
komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan,
c) Memberi
motivasi, semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak,
d) Memilih
orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
e)
Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka
terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan
kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. Pengarahan pada dasarnya akan
berkaitan dengan motifasi, komunikasi, dinamika kelompok, dan kepemimpinan,
yang dijelaskan sebagai berikut :
a) Motifasi merupakan suatu tindakan
yang mendorong seseorang bertindak atau berperilaku tertentu. Pemahaman
terhadap motifasi seseorang merupakan kunci bila mendorong rang lain untuk
bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu motifasi
merupakan factor penting yang mendukung prestasi kerja disamping tergantung
pada kemampuan.
b) Komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain atau
sekelompok orang. Komunikasi terjadi dengan baik apabila pesan yang diterima
orang lain sesuai dengan pesan maksud pengirim pesan. Komunikasi bisa dilakukan
secara verbal maupun nonverbal, secara tertulis maupun lisan. Komunikasi
merupakan proses yang komponennya meliputi : pengirim, encoding, channel,
decoding, penerima, dan umpan balik. Efektifitas komunikasi organisasi
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu saluran informasi formal, struktur
organisasi, spesialisasi jabatan, dan pemilikan informasi.
c) Dinamika Kelompok, kelompok dalam
organisasi terjadi karena dibentuk oleh organisasi, dan juga terbentuk karena
kepentingan karyawan dan persahabatan. Kelompok yang dibentuk oleh organisasi
dimaksudkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diperlukan organisasi , jadi
manajer atau pimpinan tinggal bagaimana mengefektifkan kelompok formal ini.
Kelompok informal yang terbentuk terutama karena kepentingan karyawan (interest
group) dan persahabatan (friendship group). Manajer harus mengarahkan bagaimana
kelompok-kelompok informal ini mendukung peningkatan tercapainya organisasi.
Kelompok informal mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama, kelompok berfungsi
memelihara dan memperkuat norma dan nilai yang sama dari anggota kelompok.
Kedua berfungsi memberi kepuasan sosial, status, dan keamanan. Ketiga,
berfungsi membantu komunikasi anggotanya. Keempat, berfungsi untuk
membantumemecahkan masalah baik masalah individu ,kelompok, maupun organisasi.
Kelompok juga bisa bertindak sebagai kelompok referensi (reference group),
kelompok dimana orang akan mengidentifikasidiri dan membandingkan dengan kelompok
tersebut (Mamduh M. H., 2004).
3.2.4 Konsep Kepemimpinan
Pengertian
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan menurut para ahli
Tannebaum,
Weschler and Nassarik
Kepemimpinan adalah pengaruh antar
pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
Shared
Goal, Hemhiel & Coons
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang
memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
Rauch
& Behling
Kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau
tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala
keinginannya.
Jacobs
& Jacques
Kepemimpinan adalah suatu proses yang
memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan
kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan.
Syarat
- Syarat Kepemimpinan
Konsepsi mengenai persyaratan
kepemimpinan selalu berkaitan dengan 3 hal antara lain :
-Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas
yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan untuk berbuat sesuatu.
-Kewibawaan
ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga
orang mampu “mbawani” akan mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh
pada pemimpin dan tersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
-Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan
dan kecakapan atau ketrampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihidan
kemampuan anggota biasa.
3.2.5 Teori Kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama-sama
selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya
diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan
pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang
untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai
teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian
suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan
menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan,
persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta
etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1995: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha
untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin
dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya
pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a)
Seseorang
ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui
usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b)
Seseorang
menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian
dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan
lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
Teori-teori dalam Kepemimpinan
a)
Teori
Sifat
Teori
ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin
itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri
ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (2002:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang
luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme,
fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa
tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan,
keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik,
menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting,
keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan
(antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara
sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap
sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral
dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri
atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang
menerapkan prinsip keteladanan.
b)
Teori
Perilaku
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
·
Perilaku
seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
·
Berorientasi
kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan
ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian,
kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi
pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,
pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada
dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan
berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur
melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap
bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak
dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.
c)
Teori
Situasional
Keberhasilan
seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu
dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (2002:129) adalah
·
Jenis
pekerjaan dan kompleksitas tugas;
·
Bentuk
dan sifat teknologi yang digunakan;
·
Persepsi,
sikap dan gaya kepemimpinan;
·
Norma
yang dianut kelompok;
·
Rentang
kendali;
·
Ancaman
dari luar organisasi;
·
Tingkat
stress;
·
Iklim
yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang
ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya
kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut.
Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri
kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan
dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:
a)
Model
kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya
dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang
harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin
bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang
menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian
tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk
berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi
pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan
kebutuhan bawahan.
b)
Model
” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut
model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang
terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut
mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin
yang efektif, apabila: * Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; *
Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi;
* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c)
Model
Situasional
Model
ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan
tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam
model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya
dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan
yang dapat digunakan adalah
·
Memberitahukan;
·
Menjual;
·
Mengajak
bawahan berperan serta;
·
Melakukan
pendelegasian.
d) Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang
pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan
jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal
tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian
pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin
berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi
bawahannya.
e) Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian
utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus
diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma
tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan
dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan
keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh
situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses
pengambilan keputusan.
3.2.6 Macam - Macam Gaya Kepemimpinan
Menurut Robbins dan Coulter
:
Gaya kepemimpinan Kharismatik.
Adalah gaya kepemimpinan yang memicu para pengikutnya dengan
memperlihatkan kemampuan heroik atau luar biasa ketika mereka mengamati perilaku
tertentu pemimpin mereka.
Gaya kepemimpinan transaksional.
Yaitu gaya kepemimpinan yang memandu atau memotivasi para
pengikutnya menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan
peran dan tugas.
Gaya kepemimpinan transformasional.
Ialah gaya kepemimpinan yang menginspirasi para pengikut
untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa dampak yang
mendalam dan luar biasa pada pribadi para pengikut.
Gaya kepemimpinan visioner.
Merupakan gaya kepemimpinan yang mampu menciptakan dan
mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai massa
depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan membaik.
Menurut Hersey dan Blanchard:
a) Mengatakan (Telling), pemimpin mendefinikan
peranan-peranan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas dan mengatakan pada
pengikutnya apa, dimana, bagaimana, dan kapan untuk melakukan tugas-tugasnya.
b) Menjual (Selling), pemimpin menyediakan
instruksi-instruksi terstruktur bagi pengikutnya, tetapi juga suportif.
c) Berpartisipasi (Participating), pemimpin dan pengikut saling
berbagi dalam keputusan-keputusan mengenai bagaimana yang paling baik untuk
menyelesaikan tugas dengan kualitas tinggi.
d) Mendelegasikan (Delegating), pemimpin menyediakan sedikit
pengarahan secara seksama , spesifik atau dukungan pribadi terhadap
pengikut-pengikutnya.
Menurut Ralph White dan Ronald
Lippitt:
a) Otoriter
·
Semua determinasi “policy” dilakukan oleh pimpinan.
·
Teknik-teknik dan langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh
pejabat satu per satu, hingga langkah-langkah mendatang senantiasa tidak pasti.
·
Pemimpin biasanya mendikte tugas pekerjaan khusus dan teman
sekerja setiap anggota.
·
Dominator” cenderung bersikap pribadi dalam pujian dan
kritik pekerjaan setiap anggota; ia tidak turut serta dalam partisipasi
kelompok secara aktif kecuali apabila ia memberikan demonstrasi.
b) Demokratis
·
Semua “policies” merupakan bahan pembahasan kelompok dan
keputusan kelompok yang dirangsang dan dibantu oleh pemimpin.
·
Perspektif aktivitas dicapai selama diskusi berlangsung.
Dilukiskan langkah-langkah umum ke arah tujuan kelompok dan apabila diperlukan
nasihat teknis, maka pemimpin menyarankan dua atau lebih banyak
prosedur-prosedur alternatif yang dapat dipilih.
·
Para anggota bebas untuk bekerja dengan siapa yang mereka
kehendaki dan pembagian tugas diserahkan pada kelompok.
·
Pemimpin bersifat objektif dalam pujian dan kritiknya dan ia
berusaha untuk menjadi anggota kelompok secara mental, tanpa terlalu banyak
melakukan pekerjaan tersebut.
c) Laissez-Faire
·
Kebebasan lengkap untuk keputusan kelompok atau individual
dengan minimum partisipasi pemimpin.
·
Macam-macam bahan disediakan oleh pemimpin, ia akan
menyediakan keterangan apabila ada permintaan. Ia tidak turut mengambil bagian
dalam diskusi kelompok.
·
Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali.
·
Komentar spontan yang tidak frekuen atas aktivitas-aktivitas
anggota dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadian-kejadian.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pengertian pengarahan adalah fungsi managemen yang
berhubungan dengan kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan
bekerja efektif secara efisien, agar terwujudnya tujuan dari perusahaan,
karyawan bahkan masyarakat. fungsi pengarahan meliputi :
a)
Directing
Directing / commanding adalah fungsi
manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,
perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar
tertuju yang telah di tetapkan semula.
b) Actuating
Pengertian actuating secara bahasa
adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang
pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah mengarahkan semua
karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan
perusahaan.
c) Leading
Leading dikemukan oleh Louis A.
Allen. Istilah leading dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh manajer
yang menyebabkan orang lain bertindak.
d) Teori
dan konsep leading
Fungsi pengarahan adalah suatu
fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan
lain sebagainya. Pengarahan pada dasarnya akan berkaitan dengan motifasi,
komunikasi, dinamika kelompok, dan kepemimpinan
e) Daya
manajemen dan kepemimpinan
Teori kepemimpinan merupakan
penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab
timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok
dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1995: 27).
4.2 Saran
Sebagai pemimpin organisasi yang
baik hendaknya dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip penggerakan dengan
optimal di dalam organisasi tersebut, sehingga tujuan organisasi yang hendak
dicapai akan terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Albert
Kurniawan, 2009. Belajar Mudah SPSS untuk pemula,
Penerbit Mediakom,. Yogyakarta.
Allen,
Louis. 1958. A Management and Organization. New York : McGraw-. Hill Book
Company.
Azwar.
1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Jakarta : Binarupa.
Aksara.
Davis,
Keith, (2001) Perilaku Organisasi, Penerjemah Erly
Suandi, Salemba Empat Jakarta.
Edwin
B. Flippo, 2002. Personel Management (Manajemen Personalia), Edisi. VII Jilid
II, Terjemahan Alponso S, Erlangga, Jakarta.
Follett,
Mary Parker, “The Phsychology of Consent And
Participation”, dalam Henry C. Metcalf dan L. Urwick (ed.). 1942. The
Early Sociology of Management And Organizations (Dynamic Administration: The
Collected Papers of Mary Parker Follett). Volume III. Routledge, New York
George
R. Terry ,2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. (edisi bahasa Indonesia). PT. Bumi
Aksara: Bandung.
Hanafi,
Mamduh M. 2004, Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Harahap
Handoko,
T.Hani, 1986. Manajemen, BPFE Yogyakarta.
Kartini
Kartono. 1995. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
Koontz,
and O Donnel, 1972, Principles of Management an Analysis of. Management
Function, 5 th ed, Mc graw Hill, Booy Coy.
Marwansyah.
2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta.
Prof.
Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A, 2002, Sistem Informasi Manajemen, Edisi kedua,.
Bumi Aksara
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo, 1978.
Dasar-dasar Ilmu Administrasi, Jilid I Cet. ke-VII, Jakarta, hal. 87
Robbins
dan Coulter 2005, Manajemen, Edisi ketujuh (terjemahan buku I dan II), PT.
Indeks Kelompok. Gramedia, Jakarta.
Soewarno
Handoyo Ningrat, 1980. Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan
Manajemen, CV. Haji Masagung Jakarta, hal. 64
Wanadiana.
2010. Pengarahan dan fungsi pengarahan. Tersedian pada
http://bdp-unhalu.blogspot.com/2011/03/dasmen-pengarahan.html.
Winanti,
Winda. 2006. Aplikasi Pohon Biner. Teknik Informatika. Institut Teknologi
Bandung
maaf ye kalau kacau,baru belajar :-)
terima kasih sangat membantu (y)
BalasHapusCasino Site | Online Casino | Gambling - ChoegoCasino
BalasHapusEnjoy choegocasino a 제왕 카지노 fun gaming experience online without leaving home! At Choego Casino, we offer authentic slot machines, video poker, keno, worrione blackjack, baccarat,